Powered By Blogger

Rabu, 23 Maret 2011

Bintang dalam Harian Bulan


Bintang dalam Harian Bulan
Oleh : Niira Annisaa

            Mentari pagi ini begitu cerah, secerah wajah Bintang yang ronanya bisa terlihat oleh siapa saja. Bintang berlari menghampiri Bulan yang tengah duduk di depan kelasnya.
“Bulan!” teriak Bintang.
“Ada apa, Tang?” jawab Bulan datar.
“Aku menang lomba photography kemarin, Lan,” jelas Bintang sambil memamerkan trophy-nya.
“Oh. Aku ikut senang ya, Tang!” ucap Bulan sambil pergi meninggalkan Bintang yang nampaknya masih ingin membagi bahagianya.
Bintang terdiam, ia merasa ada yang aneh dengan sahabatnya. Mengapa tiba-tiba Bulan bersikap begitu dingin? Apakah ia telah melakukan kesalahan yang membuat Bulan marah padanya? Entahlah.
***
Bulan masih tetap dengan ‘dingin’nya. Masih bicara dan tersenyum seperlunya. Bahkan dalam seminggu ini Bulan cenderung menghindar untuk bertatap muka dengan Bintang. Setiap Bintang berusaha menemuinya, Bulan selalu beralasan untuk pergi dengan segera. Tiba-tiba Bintang melihat Bulan berjalan ke arah gerbang sekolah seusai KBM berakhir.
“Bulan!” sapa Bintang.
“Hey, ada apa?”
“Em, itu aku mau ngasih tahu......” belum selesai Bintang bicara, Bulan sudah memotongnya terlebih dahulu.
“Sori ya Tang, gue lagi buru-buru. Daaaah,” Bulan pun segera berlari.
“Tapi Lan.....”
Sebenarnya Bintang hanya ingin memberitahu bahwa resleting tas Bulan terbuka. PLUK! Harian Bulan jatuh. Bintang meraihnya dan memasukkan benda itu ke dalam ranselnya.
***
            “Harian ini mungkin bisa bantu gue jawab pertanyaan tentang sikap aneh Bulan!” usul Bintang dalam hati. Jadilah timbul rasa penasaran dalam diri Bintang, ia sangat ingin membuka dan membaca diary milik sahabatnya itu. “Dosa nggak sih kalau gue baca?” tanya Bintang ragu, “Ah nggak apa-apa deh, toh ini juga demi gue dan Bulan.” Bintang mulai membuka cover buku harian yang diberi nama ‘Bombom’ oleh Bulan. Di halaman pertama ia lihat dengan jelas biodata si pemilik. Bintang melanjutkan pencariannya ___mencari asal muasal sikap Bulan yang aneh___ dengan terus membuka halaman demi halaman. Sesekali ia tertawa geli membaca cerita-cerita lama mereka yang ditulis secara lengkap oleh Bulan dalam hariannya. Bahkan Bintang sampai terpingkal-pingkal ketika membaca kejadian yang mereka alami beberapa bulan lalu.
Kamis, 14 Januari 2010
Bombom, aku malu bangeeeeeet
Tadi tuh kan Bintang dipukul sama Gery gara2 si Gery nggak terima kalah main basket dari Bintang. Untung Bintang nggak bales tuh, tapi keliatan mukanya kusut banget kayak benang sulam aku. Hehe. Dia cerita sampai mukul2 meja depan aku, serem juga -,- ya udah akhirnya aku ke kantin beliin dia es krim. Nah, pas aku mau kasih es krimnya, aku suruh Bintang kejar aku. Pas kita lagi lari-larian aku kepeleset doooong!! uuuuh malu banget, bukan cuma sama Bintang tapi sama anak2 yg lain juga. Huh. Tapi akhirnya tawa Bintang pecah deeeeeeh 
Bintang makin semangat membuka kembali lembaran demi lembaran harian itu. Namun kali ini ia benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya. Sebuah tulisan yang baginya tak mungkin diukir oleh seorang Bulan Anastasya.
Minggu, 14 Februari 2010
Bombom, tadi aku valentine-nan dong sama Bintang. Abisnya kita sama2 jomblo sih, jadinya kita jalan2 bareng deh keliling Bogor, terus dinner di Warung Taman, kayak orang pacaran kita, lucu banget J hahaha. Terus kok aku jadi ada rasa ya sama Bintang, hem. Salah nggak sih Bom? Ah mungkin Cuma selewat aja kali ya rasa ini teh.
Senin, 15 Februari 2010
Tuh kan Bom, ini tuh bukan cuma rasa selewat doang! Kayaknya aku beneran suka deh sama BINTANG! Sebenernya udah lama aku suka ngerasain kalau aku suka sama dia. Kalau lagi deket sama dia apalagi tuh, pasti rasa suka itu tiba2 muncul. Aduuuh, kenapa jadi kayak gini sih? Masa aku juga sampai cemburu pas Bintang cerita tentang Azy, cewek yg disukai dia? Berarti aku cinta dong Bom sama dia? Ya ampun....
Bintang melanjutkan ke beberapa halaman berikutnya.
Senin, 22 Februari 2010
BOMBOM! Aku jelouuus L kata Bintang dia lagi pedekate sama Azy, ih sedih bangeeet L Eh Bom, salah nggak sih kalau aku suka sama dia? Suka sama sahabat aku sendiri. Salah nggak? Ah tapi kata Zigas juga nggak apa-apa tuh ‘Persahabatan Berubah jadi Cinta’. Hehehe (nyemangatin diri sendiri :p)
Selasa, 23 Februari 2010
BINTANG oh BINTANG! you really made me fall in love with you! Makin deket lo sama gue, makin baik lo sama gue, perasaan gue jadi malah tambah kuat! Padahal harapan gue buat dicintai lo ada dalam posisi lemah! Je t'aime*, BINTANG FRECY GERSYA!!!
Rabu, 24 Februari 2010
Aku tersiksa Bom kayak gini terus, deket sama Bintang tapi dianya cerita Azy meluluuu! SEBEL! Kayaknya aku harus jauhin Bintang, mungkin itu lebih baik! Iya nggak Bom? Dengan gitu aku bisa lupa and ngebuang jauh2 perasaan aku sama dia.
Kamis, 25 Februari 2010
Aku harus siap ngejauhin Bintang mulai HARI INI! Sampai RASA CINTA AKU KE BINTANG LENYAAAP!
~~~~~~~~~
Ternyata Bintang nyamperin aku lagi Bom, dia bilang dia menang lomba photography yang ditawarin sama aku. Tapi, pas dia lagi nyodorin pialanya ke aku, aku malah ninggalin dia Bom.. Jahat nggak sih?? Tapi kan pokoknya aku harus jauhin BINTANG! Iya kan Bom?
Jumat, 26 Februari 2010
Aku menghindar lagi dari Bintang! Semangat, masih ada sejuta alesan buat ngejauhin DIA!
Sabtu, 27 Februari 2010
Aku menghindar lagi dari Bintang!
Minggu, 28 Februari 2010
Aku mematikan handphoneku dan terpaksa bohong sama orang rumah kalau aku lagi berantem sama Bintang, biar kalau Bintang datang ke rumah semua orang mau aku suruh untuk bilang bahwa aku GAK ADA DI RUMAH 
Senin, 1 Maret 2010
Lagi-lagi aku menghindari Bintang! Aku sedih begini teruuus Aku coba deket sama Argi buat lupain dia, tapi tetep aja otak dan hati aku terus ke BINTANG!
Selasa, 2 Maret 2010
Deket sama Bintang nyiksa, jauh sama Bintang nyiksa. Nggak suka kondisi kayak gini aku harus apa Bom?
Rabu, 3 Maret 2010
Jangan dekat atau jangan datang kepadaku lagi,
Aku semakin tersiksa karena tak memilikimu,
Ku coba jalani hari dengan pengganti dirimu,
Tapi hatiku selalu berpihak lagi padamu..
Mengapa semua ini terjadi kepadaku??
Tuhan..
Maafkan diri ini, yang tak pernah bisa menjauh dari angan tentangnya.
Namun apalah daya ini bila ternyata sesungguhnya, AKU TERLALU CINTA DIA..
(Rossa-Terlalu Cinta)
Bintang menutup harian itu. Dengan rasa tidak percaya, ia tetap mencoba meyakinkan dirinya bahwa apa yang baru ia baca adalah sebuah kenyataan. Bintang membuka jendela kamarnya, menyampaikan dagunya pada jendela itu. Bintang menatap langit seraya bertanya pada bintang-bintang di sana. “Benarkah semua cerita yang baru saja aku baca? Seperti itukah sosok Bintang dalam Harian Bulan? Bintang sahabatnya sekaligus orang yang dicintainya dan sukses membuat ia sakit hati dengan cerita-cerita Azy, lalu kini dijauhinya untuk membuang rasa cintantya? Oh Tuhaaaan..”.
***
Hari ini Bintang berniat untuk mengembalikan harian itu pada Bulan. Harian yang membuatnya jadi merasa sangat bersalah pada Bulan, bahkan pada dirinya sendiri. Dari kejauhan terlihat Bintang berjalan di lorong sekolah menuju kelasnya.
“Bulan!” panggil Bintang.
“Kenapa, Tang?”
“Nih,” ucap Bintang sambil menyodorkan Bombom pada Bulan.
“Bombom?? Kok bisa ada di kamu?” tanya Bulan sambil memeluk Bombom.
“Waktu itu jatuh. Ingat kan waktu aku panggil kamu di gerbang sekolah? Aku tuh mau kasih tahu kamu kalau resleting ransel kamu terbuka! Kamu sih buru-buru.”
“Oh, hehe. Maaf ya waktu itu aku beneran udah ditunggu sama Bunda. Eh Tang aku ke kelas ya, jam Bu Susi nih! Daaaah”.
Ternyata Bulan masih menghindari Bintang.
***
            Bulan sampai di rumahnya, ternyata sehari saja tanpa Bombom membuatnya rindu setengah mati. Bulan membuka halaman demi halaman harian itu. Dengan terpaksa ia pun harus membaca butir-butir kenangannya bersama Bintang yang kini sedang dalam tahap peluruhan. Air matanya jatuh. Ternyata membuang Bintang dari kehidupannya sangatlah sulit dan itu membuatnya sangat tersiksa. Tiba-tiba Bulan terperanjat dari sandarannya, “Bintang baca isi harian ini nggak ya?? Ya ampun!” tanya Bulan dalam hati, “Malu banget kalau Bintang sampai baca!”. Bulan menjatuhkan kembali tubuhnya keatas ranjang lalu menenggelamkan kepalanya pada bantal empuk disampingnya.
***
“Bulan ada teman kamu nih!” teriak Bunda mengagetkanku.
“Siapa, Bun? Suruh masuk aja ya,” jawab Bulan asal.
Bundapun membukakan pintu kamar Bulan.
“Tak bisa hatiku menafikan cinta, karena cinta tersirat bukan tersurat, meski bibirku terus berkata tidak, mataku trus pancarkan sinarnya. Apa yang kita kini tengah rasakan, mengapa tak kita coba tuk satukan, mungkin cobaan untuk persahabatan, atau mungkin semua takdir Tuhan.”
Bulan terkejut melihat siapa yang menyanyikan lagu Zigas itu. “Bintang?” teriaknya dalam hati. Senyumpun terlukis diwajah Bulan, menggantikan sisa-sisa kesedihan diwajahnya.
Je t’aime, Bulan.”
“Loh, Azy?” tanya Bulan.
“Azy udah punya cowok tau!”
“Kok nggak cerita?”
“Gimana mau cerita, kamunya kabur terus!” sindir Bintang, “Lagian Azy cuma pelarian. Dulu aku pikir salah kalau jatuh cinta sama sahabat sendiri dan akhirnya aku coba buang rasa aku ke kamu.”
Bulan tersenyum malu. Sebuah pelukan dari Bulan mengakhiri kisah Bintang dalam harian Bulan yang lama dengan cerita cinta mereka yang baru.


*Aku mencintaimu dalam Bahasa Perancis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar